Bagikan
Alokasi aset merupakan strategi investasi ke dalam kelas aset yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan optimal dan risiko investasi minimal. Secara teori, strategi ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan investasi, toleransi risiko, dan pengetahuan investasi masing-masing individu. Untuk itu, yuk cari tahu lebih lanjut tentang alokasi aset demi return maksimal!
Apa itu kelas aset?
Menurut laman Investopedia, kelas aset adalah kelompok instrumen investasi yang menunjukkan karakteristik serupa dan tunduk pada hukum juga peraturan yang sama. Kelas aset investasi terbagi menjadi 3, yaitu:
Saham atau ekuitas: risiko dan potensi keuntungan tertinggi
Obligasi dan pendapatan tetap: risiko yang sedikit lebih rendah dari saham dan ekuitas namun potensi keuntungan yang lebih tinggi dari uang tunai dan setaranya
Uang tunai dan setaranya: risiko dan potensi keuntungan terendah
Pentingnya alokasi aset
Perbedaan tingkatan risiko dan potensi keuntungan ketiga kelas aset di atas akan membantu kamu mengurangi risiko kerugian saat berinvestasi. Pasalnya, kondisi pasar yang berubah-ubah tidak mungkin membuat saham, obligasi, dan uang tunai mendapatkan keuntungan maupun kerugian pada waktu yang bersamaan. Jadinya, kamu dapat meminimalkan risiko kerugian kalau menempatkan uangmu dalam tiga kelas aset tersebut.
Selain itu, alokasi aset juga penting untuk membantu kamu mencapai tujuan keuanganmu. Ketika kamu menempatkan semua uangmu pada kelas aset terendah, kamu mungkin tidak akan memperoleh untung yang cukup di kemudian hari. Sebaliknya kalau kamu menempatkan semua uangmu pada kelas aset tertinggi, kamu juga bisa berpotensi kehilangan lebih banyak uang. Maka dari itu, membagi uang ke dalam tiga kelas aset perlu kamu lakukan dengan tepat.
Cara mengalokasikan aset
Untuk mengalokasikan asetmu, laman Forbes menyarankan kamu agar:
Menentukan tujuan keuangan
Pada dasarnya, alokasi aset harus didasarkan pada tujuan investasi, toleransi risiko, pengetahuan produk investasi, dan sisa waktu yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan keuanganmu. Oleh karena itu, tentukanlah tujuan keuanganmu terlebih dahulu sebelum membagi porsi uangmu ke dalam 3 kelas aset.
Misalnya kamu menabung untuk mengumpulkan dana pensiun, artinya kamu lebih membutuhkan instrumen investasi yang stabil dan minim risiko, alih-alih yang tinggi keuntungan namun tinggi pula risikonya. Jadi, kamu bisa memperbanyak persentase alokasi asetmu pada uang tunai dan setaranya ataupun obligasi dan pendapatan tetap.
Hindari memindah-mindahkan investasimu
Melihat performa portofolio satu kelas aset yang bertumbuh lebih pesat mungkin buat kamu tergoda untuk memindahkan dana dalam kelas aset lain ke kelas aset itu. Namun, keputusan ini justru bisa merugikan kamu, lho. Soalnya, memindahkan dana dari satu kelas aset ke kelas aset lain itu membutuhkan biaya (adminstrasi dan semacamnya).
Lebih dari itu, belum tentu juga portofolio kelas aset tersebut akan terus bertumbuh dalam jangka panjang. Maka, hindarilah memindah-mindahkan modal investasimu hanya karena pertumbuhan jangka pendek. Namun, kamu tetap boleh, ya, menyesuaikan porsi pembagian asetmu jika penempatan yang sekarang sekiranya belum cukup untuk memenuhi tujuan keuanganmu.
Memprioritaskan waktu di pasar
Waktu di pasar atau market timing adalah strategi untuk membuat keputusan membeli atau menjual aset dengan memprediksi pergerakan harga pasar di masa depan (hari esok dan seterusnya). Prediksi tersebut juga tidak bisa asal-asalan, sebab perlu melihat kondisi ekonomi dan politik domestik maupun global serta ditelaah menggunakan analisis teknikal atau fundamental.
Konsep market timing biasanya digunakan investor untuk berinvestasi pada instrumen kelas aset saham atau ekuitas maupun obligasi dan pendapatan tetap. Nah kalau kamu berencana menempatkan atau mengubah produk investasimu pada dua kelas aset ini, pertimbangkanlah waktu di pasar sebelum melakukannya, ya. Dengan begitu, kamu bisa meminimalkan risiko kerugianmu.
Melakukan diversifikasi
Kalau alokasi aset berarti menempatkan uang pada kelas aset yang berbeda-beda, maka diversifikasi adalah strategi menempatkan uang pada kelas aset, perusahaan, dan industri yang berbeda-beda. Simpelnya, diversifikasi itu pembagian porsi dana investasi dalam setiap kelas aset.Diversifikasi sebetulnya punya fungsi yang sama dengan alokasi aset, yaitu memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian. Jadi, semakin banyak kantong atau portofolio investasimu berarti akan semakin beragam pula pergerakan keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Alhasil, kamu bisa memperkecil gap kerugian antara satu portofolio investasi dalam satu kelas aset maupun antara kelas aset lainnya.
Itulah dia ulasan tentang alokasi aset serta langkah-langkah untuk melakukannya. Kesimpulannya, memahami dan melaksanakan pengalokasian aset akan membantu kamu mengelola keuanganmu; mulai dari mengurangi risiko kerugian saat berinvestasi sampai mencapai tujuan keuangan dengan tepat.
Selain itu, kamu juga bisa mendapat jaminan di hari tua jika menjadi peserta, BPJS Ketenagakerjaan. Melalui program Jaminan Hari Tua (JHT), kamu akan memperoleh uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Manfaat berupa uang tunai ini merupakan akumulasi seluruh iuran yang telah dibayarkan oleh peserta dan ditambahkan dengan hasil pengembangannya.
Melalui program Jaminan Pensiun (JP) juga, kamu akan mendapat uang tunai apabila kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. Manfaat berupa uang tunai ini diselenggarakan dengan tujuan untukmempertahankan derajat kehidupan yang layak dan akan diberikan setiap bulan dan/atau sekaligus ketika peserta memasuki usia pensiun, cacat total tetap, atau meninggal dunia. Di luar dua program jaminan di atas, BPJS Ketenagakerjaan juga masih memiliki 3 program jaminan lainnya, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Program JKK dari BPJS Ketenagakerjaan akan memberi uang tunai dan/atau pertanggungan pengobatan apabila kamu mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Program JKM BPJS Ketenagakerjaan juga akan memberi uang tunai kepada ahli waris apabila peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kecelakaan kerja. Yang terakhir, program JKP akan memberi manfaat finansial berupa uang tunai kepada pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak ketika situasi tersebut terjadi.
5 Tips Mudah untuk Menjaga Eksistensi Warung Sembako
Kamis, 31 Okt 2024
Kapan Sebaiknya Mulai Mencari Pengalaman Kerja?
Selasa, 22 Okt 2024
6 Ide Bisnis Kreatif untuk Kamu yang Mau Jadi Entrepreneur
Selasa, 15 Okt 2024
Apa Bedanya PKWT dan PKWTT? Cari Tahu Lebih Dulu, yuk!
Selasa, 01 Okt 2024