Bagikan
Membeli semua kebutuhan memang semakin dimudahkan karena sekarang bermunculan banyak sekali online shop yang menyediakan berbagai barang untuk kebutuhan. Mulai dari; pakaian, elektronik, bahkan sampai bahan makanan. Tak heran, kalau banyak yang memanfaatkan toko online tersebut ketika berbelanja.
Dimudahkan memang, tapi, dibalik itu ada orang-orang yang semakin addict untuk berbelanja. Mereka tidak akan bisa kalau dalam sehari saja tidak berbelanja sehingga menyebabkan keuangannya jadi boros. Bahkan, mereka akan berbelanja secara berlebihan tanpa mempertimbangkan keuangannya.
Nah, kondisi ini biasa disebut dengan perilaku konsumtif. Apakah itu? Cari tahu lebih lanjut di sini, yuk!
Arti Konsumtif
Menurut Setiaji dalam Konsumerisme (1995) yang dikutip dari laman Kata Data, konsumtif diartikan kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan ketika membeli sesuatu atau membelinya secara tidak terencana. Akibatnya, membuat mereka membelanjakan uangnya secara tidak rasional dan membabi buta. Hanya untuk mendapatkan barang-barang yang menurut mereka bisa menjadi simbol keistimewaan.�
Secara umum, konsumtif adalah gaya hidup yang membuat seseorang senang memakai uangnya tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu. Mulai dari; membeli barang hingga kebutuhan atau keinginan secara berlebihan. Alhasil, keuangan mereka menjadi lebih cepat habis bahkan sampai-sampai uang tabungan pun dipakai untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Yang menjadi pemicu gaya hidup ini adalah sebagai berikut:
FOMO (Fear of Missing Out), gaya hidup yang selalu mengikuti tren terkini. Orang-orang yang menerapkan gaya hidup FOMO ini akan melakukan apapun supaya bisa terus mengikuti tren, tidak terkecuali mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli barang-barang yang sedang tren.
Hedonisme, gaya hidup mewah yang cenderung mencari kepuasan secara instan dengan membeli barang-barang yang diinginkan tanpa berpikir panjang. Mereka juga akan membeli barang yang dibanderol dengan harga mahal untuk memenuhi gaya hidupnya.
Gengsi tinggi, rasa gengsi yang tinggi untuk meningkatkan status sosial, diakui, dianggap baik, punya uang banyak, dan sebagainya membuat orang-orang semakin tercebur dalam gaya hidup konsumtif. Mereka akan berlomba-lomba membeli barang-barang terbaru untuk mengalahkan yang lainnya.
Penyebab Konsumtif
Ada dua faktor yang menyebabkan kenapa seseorang tergiur menjalani gaya hidup konsumtif, yakni:
Faktor Internal
Motivasi, adanya dorongan untuk memenuhi semua keinginan dari dalam diri.
Kepribadian, karakter yang dimiliki seseorang seperti lebih suka menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang tidak penting.
Harga diri, memiliki harga diri rendah sehingga lebih mudah jatuh dalam gaya hidup konsumtif.
Gaya hidup, cara seseorang dalam memanfaatkan uangnya dengan tujuan supaya diakui oleh orang lain.
Faktor Eksternal
Keluarga, gaya hidup yang dianut oleh suatu keluarga sehingga dapat memengaruhi anggota keluarga lainnya.
Kelas sosial, penggolongan sosial yang biasanya dilihat dari ilmu pengetahuan, kehormatan, kekuasaan, dan kekayaan seseorang.
Lingkungan pergaulan, lingkup pergaulan yang membuat seseorang menjadi terpengaruh, baik dalam berbelanja, berpendapat, berperilaku, dan lainnya.
Dampak Konsumtif
Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat tergiur dengan gaya hidup konsumtif, di antaranya:
Menciptakan kesenjangan sosial dalam lingkungan masyarakat. Di mana, terdapat kategori kelas berdasarkan pada gaya berpakaian, barang, dan jumlah aset yang dimiliki.
Finansial menjadi tidak stabil karena lebih mementingkan membeli barang-barang yang tidak penting dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
Memicu kecemasan dan stres yang berlebihan. Bahkan, kondisinya semakin diperparah dengan adanya tekanan sosial.
Cara Mengatasi Konsumtif
Supaya tidak terjerat gaya hidup yang dapat membuat keuangan boros ini, maka bisa melakukan beberapa cara berikut:
Selalu bersyukur, fokus pada diri sendiri, dan tidak membandingkan kehidupan dengan orang lain.
Bijaklah dalam mengikuti tren yang ada dan jangan sampai terjerumus di dalamnya supaya keuangan tetap terjaga.
Buat anggaran pengeluaran secara detail, termasuk menghitung pendapatan dan pengeluaran selama satu bulan.
Mulai memikirkan keuangan di masa depan dengan mendaftar Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan. JHT merupakan program perlindungan yang diberikan pada peserta berupa uang tunai untuk menjamin hidup peserta setelah memasuki masa pensiun, mengalami cacat total, dan meninggal dunia. Adanya JHT, maka peserta tidak perlu khawatir di masa tuanya karena mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan. Yuk, daftar JHT dengan melakukan pendaftaran melalui aplikasi JMO maupun website resmi.
Demikian ulasan mengenai konsumtif, gaya hidup yang dapat membuat keuangan menjadi boros. Yuk, mulai tinggalkan gaya hidup ini!
5 Tips Mudah untuk Menjaga Eksistensi Warung Sembako
Kamis, 31 Okt 2024
Kapan Sebaiknya Mulai Mencari Pengalaman Kerja?
Selasa, 22 Okt 2024
6 Ide Bisnis Kreatif untuk Kamu yang Mau Jadi Entrepreneur
Selasa, 15 Okt 2024
Apa Bedanya PKWT dan PKWTT? Cari Tahu Lebih Dulu, yuk!
Selasa, 01 Okt 2024