Bagikan
Apa yang terpikirkan oleh Anda saat melihat orang yang setiap hari selalu lembur bekerja? Apakah merasa kasihan karena artinya tidak memiliki work life balance? Namun, ternyata tidak semua orang merasakannya. Bagi seorang workaholic, bekerja hingga malam bukan masalah. Sementara bagi karyawan lain, hal ini termasuk ke dalam overworked. Lalu, apa ya perbedaan keduanya?
Workaholic adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan kerja. Mengutip dari medicalnews workaholic adalah pola perilaku di mana seseorang akan mengalami dorongan yang berlebihan untuk bekerja. Sama halnya seperti orang yang sedang mengalami kecanduan, tetapi ini pada aktivitas bekerja.
Workaholic sendiri sebenarnya belum masuk ke dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition, text revision (DSM-5-TR) maupun the International Classification of Diseases (ICD-11). Meskipun begitu, workaholic sudah sering menjadi subjek penelitian psikologi karena dampaknya yang buruk bagi kesehatan.
Beberapa gejala seseorang mengalami workaholic adalah:
Selalu Memikirkan Pekerjaan
Pekerjaan memang adalah tanggung jawab, sehingga Anda wajib untuk memikirkannya. Namun, pada seseorang yang workaholic akan selalu memikirkan tentang pekerjaannya setiap waktu. Bahkan, dalam situasi kumpul santai, akan terus membahas mengenai pekerjaannya. Selain itu, juga secara rutin atau bahkan berlebihan mengecek emailnya dalam setiap kondisi.
Tidak Memikirkan Hal Lain
Pekerjaan adalah hal yang utama, sementara hal lain adalah sesuatu yang tidak penting. Dari mulai bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, atau bahkan keluarga. Orang yang workaholic juga tidak peduli dengan hobi yang mungkin dulu disukainya.
Tetap Bekerja Meskipun Sakit
Ketika tubuh sedang sakit, Anda pasti merasa tidak nyaman dan hanya ingin beristirahat. Namun, bagi seorang workaholic sakit bukan halangan untuk tidak bekerja. Kecuali jika tubuhnya benar-benar tidak kuat, maka seorang workaholic akan tetap bekerja.
Merasa Depresi saat Tidak Bekerja
Bagi seorang workaholic bekerja bukan sekadar mencari penghasilan, tetapi sesuatu yang membuat kecanduan. Bahkan, orang dengan workaholic bisa mengalami depresi saat tidak bekerja. Misalnya, ketika sedang cuti atau sedang ada kegiatan di luar pekerjaan dengan kantor, seperti aktivitas outing.
Berbeda dengan workaholic yang bisa dikatakan bekerja berlebihan karena faktor internal atau dorongan dalam dirinya sendiri, pada overworked penyebabnya adalah faktor eksternal. Overworked artinya bekerja secara berlebihan. Sayangnya, seseorang yang mengalami overworked seolah tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya, karena tuntutan situasi.
Overworked umumnya terjadi pada perusahaan dengan tingkat persaingan jenjang karir yang tinggi. Setiap karyawan harus mampu untuk bekerja secara multitasking dan bahkan mengerjakan pekerjaan di luar pekerjaan wajibnya untuk bisa mendapatkan suatu achievement.
Namun, overworked juga bisa terjadi pada perusahaan dengan jumlah karyawan sedikit, sehingga semua beban pekerjaan yang ada dibagi secara merata pada semua karyawan yang ada, tanpa peduli load pekerjaan yang sedang dijalaninya.
Beberapa gejala overworked adalah:
Selalu Merasa Lelah
Menghabiskan sebagian waktu dalam satu hari untuk bekerja tentunya akan membuat pikiran serta tubuh Anda merasa lelah. Dampaknya bahkan bisa terasa pada hari selanjutnya atau saat tidak bekerja di akhir pekan.�
Produktivitas Menurun
Tubuh yang lelah dan juga kurangnya waktu istirahat akibat dari bekerja secara berlebihan atau overworked akan memengaruhi produktivitas. Fokus dan konsentrasi Anda mungkin akan menurun, sehingga Anda mungkin akan lebih sering melakukan kesalahan.
Tidak Memiliki Waktu Untuk Diri Sendiri
Waktu yang Anda miliki hanya habis untuk bekerja, sehingga Anda tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hal untuk diri Anda sendiri. Seperti tidak bisa bersosialisasi, melakukan hobi yang Anda suka, atau sekadar bersantai menonton acara favorit Anda.
Lembur Menjadi Kebiasaan
Lembur seharusnya hanya dilakukan sesekali saja. Namun, pada seseorang yang mengalami overworked lembur menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan, bisa jadi lembur adalah sesuatu yang akan dilakukan setiap hari.
Baik workaholic maupun overworked sama-sama berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Jika Anda mulai merasakan tertekan akibat pekerjaan, maka ada baiknya segera mengonsultasikannya pada psikiater. Kondisi tertekan akibat pekerjaan yang tidak diatasi segera bisa memicu munculnya berbagai masalah, seperti depresi akut, maupun masalah kesehatan secara fisik.
Sementara bagi perusahaan, jika ada karyawan yang mulai menunjukkan gejala workaholic, mulailah untuk melakukan pendekatan. Perusahaan juga disarankan untuk bijak dalam memberikan beban pekerjaan kepada seluruh karyawannya, agar tidak mengalami masalah overworked. Hal yang tidak kalah penting, perusahaan juga wajib memberikan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan pada seluruh karyawannya, sehingga semua karyawan mendapatkan perlindungan atas risiko.
Penting Gak Sih Referensi Kerja Bagi Pencari Kerja?
Senin, 23 Des 2024
Baru di-PHK, Lebih Baik Cari Kerja Lagi atau Buka Usaha?
Selasa, 17 Des 2024
Ide Bisnis untuk Kamu yang Hobi Bikin Kerajinan Tangan
Senin, 09 Des 2024
Pindah-pindah Tempat Kerja, Baik atau Buruk?
Senin, 25 Nov 2024