PROBOLINGGO, Radar Bromo – Belum setahun, klaim yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Probolinggo sudah mencapai Rp 39,559 miliar. Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) di Kota/Kabupaten Probolinggo, tertinggi yang dibayarkan. Mencapai sekitar Rp 29,3 miliar. Kondisi itu, dampak dari pandemi Covid-19 dan banyak pekerja yang dirumahkan.

Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo menyebutkan, sejak Januari 2021 hingga pertengahan September 2021, setidaknya ada 3.092 kasus yang mengajukan klaim JHT. Klaim tertinggi kedua yang dibayarkan BP Jamsostek adlaah Jaminan Kematian (JKM) yakni ada 174. Selain JHT dan JKM, klaim jaminan kecelakaan kerja (JKK) yang telah dikeluarkan sebanyak 88 kasus. Terakhir adalah jaminan pensiun yakni mencapai 714 kasus.

”Jumlah klaim yang dibayarkan di tengah pandemi tahun ini masih tinggi. Sejak awal Januari 2021 hingga kemarin, klaim yang sudah dibayarkan total sekitar Rp 39,5 miliar dengan 4.068 kasus,” kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Perwakilan Probolinggo Rofiul Masyudi.

Rofiul menegaskan, sesuai aturan dan tanggung jawabnya, semua klaim dari peserta BPJAMSOSTEK dipastikan diproses dan dibayarkan. Berapapun kasus klaim yang diajukkan. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah di Kota dan Kabupaten Probolinggo, untuk memberikan perlindungan sosial bagi warganya dengan keikutsertaan BP Jamsostek. Sebab, saat mereka mengalami kecelakaan kerja ataupun meninggal, tidak malah menjadi menambah angka kemiskinan. Dengan santunan kematian sekitar Rp 42 juta, bagi pekerja meninggal di luar kecelakaan kerja, tidak membebani ahli waris untuk menjadi miskin.

”Di Kota Probolinggo, masih sekitar 23 persen yang sudah tercover BPJAMSOSTEK. Di Kabupaten Probolinggo, malah baru 4,6 persen dari penduduk pekerja yang terlindungi BPJAMSOSTEK. Semoga ke depan, kota Probolinggo dan Kabupaten bisa segera universal coverage pogram BP Jamsostek,” katanya. (mas/fun)