Kepesertaan Pekerja Informal Jadi Fokus Edukasi BPJAMSOSTEK

Konten Media Partner

Sosialisasi program jaminan sosial ketenagakerjaan oleh BP Jamsostek di De Tjolomadoe, Solo, Minggu (20/11/2022). FOTO: Fernando Fitusia

Sosialisasi program jaminan sosial ketenagakerjaan oleh BP Jamsostek di De Tjolomadoe, Solo, Minggu (20/11/2022). FOTO: Fernando Fitusia

SOLO - Jumlah pekerja informal (bukan penerima upah) yang terdaftar program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) masih sangat rendah. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK, Anggoro Eko Cahyo, menyebut jika mereka adalah sasaran utama edukasi terkait manfaat kepesertaan program tersebut.

“Saat ini dari total 98 juta pekerja yang terdaftar di BPS, yang aktif baru 36 juta. Itu adalah pekerja penerima upah dan bukan penerima upah (BPU). Tapi yang terbesar dan belum aktif adalah pekerja bukan penerima upah,” terangnya saat ditemui dalam rangkaian kegiatan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di De Tjolomadoe, Minggu (20/11/2022).

Padahal menurutnya, menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK memiliki banyak manfaat.

“Semua pekerja, apa pun profesinya, punya risiko. Terkait dengan kecelakaan, kematian dan juga di hari tua yang memiliki risiko juga.Kalau menjadi peserta, mereka nantinya fokus bekerja tanpa memikirkan risikonya.”

Sosialisasi program jaminan sosial ketenagakerjaan oleh BPJAMSOSTEK di De Tjolomadoe, Solo, Minggu (20/11/2022). FOTO: Fernando Fitusia

Lantaran itu, saat ini BPJAMSOSTEK lebih fokus mengedukasi para pekerja BPU. Salah satunya dengan membuka booth di Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah kali ini.

“Sasaran kami sekarang bagaimana mengedukasi pekerja BPU, biar mereka menjadi peserta. Kami yakin banyak yang hadir di sini yang berprofesi itu dan belum tahu adanya jaminan sosial ketenagakerjaan, yang sebenarnya menjadi hak mereka,” beber Anggoro.

(Fernando Fitusia)