BPJS Ketenagakerjaan Racik Strategi Lanjutkan Pertumbuhan Kinerja pada Tahun Ini
BPJS Ketenagakerjaan Racik Strategi Lanjutkan Pertumbuhan Kinerja pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Suasana pelayanan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/01/2024). KONTAN/Baihaki/17/01/2024
Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. Perusahaan pelat merah tersebut juga telah menyiapkan strategi jitu untuk menggapai pertumbuhan positif di tahun 2024.
BP Jamsostek mencatat jumlah tenaga kerja aktif di tahun 2023 mengalami pertumbuhan 15,89% year on year (YoY) menjadi 41,46 juta atau mengalami bertambah sekitar 5,60 juta peserta aktif dari dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 35,86 juta.
Di tahun 2024 ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta aktif bakal bertambah 12,40 juta atau menjadi 53,86 juta peserta aktif.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan mengatakan di tahun ini pihaknya tetap fokus meningkatkan kepesertaan di sektor pekerja informal serta usaha skala kecil dan mikro lewat strategi retensi, intensifikasi dan ekstensifikasi.
“Strategi tersebut difokuskan pada lima ekosistem yaitu desa, pasar, e-commerce dan UKM serta pekerja rentan,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (12/2).
Penerimaan iuran BPJS Ketenagakerjaan juga melonjak 9,77% YoY menjadi Rp 96,94 triliun di tahun 2023, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 88,31 triliun. Di tahun 2024, perusahaan menargetkan penerimaan iuran sebesar Rp 107,86 triliun.
Sementara itu, pembayaran manfaat (klaim) BP Jamsostek naik 7,52% YoY menjadi Rp 52,72 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 49,03 triliun. Di tahun 2024, ditargetkan nilai klaim bisa mencapai Rp 62,46 triliun.
Edwin mengungkapkan, pihaknya juga telah menyiapkan strategi untuk mengejar target penerimaan iuran dan pembayaran manfaat di tahun 2024.
“Kami akan memperkuat sistem keagenan, menggandeng tokoh masyarakat, mendorong perusahaan besar untuk mengikutsertakan seluruh ekosistem perusahaannya, memberikan berbagai kemudahan pembayaran iuran serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan guna meningkatkan kepatuhan peserta,” ungkapnya.
Di sisi lain, BP Jamsostek juga mencatatkan pertumbuhan dana investasi sebesar 12,95% YoY menjadi Rp 708,98 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 Rp 627,69 triliun. Di tahun 2024, dana investasi perusahaan ditargetkan mencapai Rp 812,66 triliun.
Adapun hasil investasi BP Jamsostek juga tumbuh sebesar 17% YoY menjadi Rp 47,07 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 40,23 triliun. Di tahun ini, hasil investasi BP Jamsostek ditargetkan mencapai Rp 55,28.
Edwin menuturkan, instrumen surat utang atau obligasi masih menjadi instrumen dengan alokasi penempatan terbesar yaitu Rp 513,4 triliun atau 72,22% dari total dana investasi. Rinciannya, 93,3% Surat Utang Negara (SUN) dan 1,4% surat utang korporasi.
“Instrumen tersebut menghasilkan Rp 36,08 triliun atau berkontribusi sebesar 76,4% dari total hasil investasi di tahun 2023 dengan YOI (yeild of investment) setara 7,54%,” tuturnya.
Dia bilang, BPJS Ketenagakerjaan senantiasa antisipatif dan dinamis dalam mengelola portofolio, namun tetap mengacu pada ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memenuhi liabilitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (liability driven portfolio management).
Menurutnya, risk management dilakukan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen portofolio.
Selain itu pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai perkembangan kondisi ekonomi terkini dengan memperhatikan kondisi likuiditas, solvabilitas, optimasi hasil investasi, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik.
“Melihat kondisi masih tingginya tingkat suku bunga global pada awal tahun 2024, serta belum pulihnya permintaan ekonomi dunia, dan proses transisi politik di dalam negeri, maka strategi investasi 2024 masih difokuskan pada penempatan instrument fixed income yang bersifat jangka panjang, sebagian lainnya jangka pendek,” terangnya.
Lebih lanjut, Edwin menambahkan, untuk pasar saham diperkiraan akan positif di semester II 2024 seiring dengan tren penurunan tingkat suku bunga global, oleh karena itu untuk memanfaatkan momentum tersebut, strategi investasi di tahun 2024 juga difokuskan pada menambah alokasi di instrumen saham yang memiliki potensi return yang lebih tinggi dengan level fundamental yang baik serta memiliki tingkat valuasi yang menarik (attractive valuation).
“Strategi penempatan investasi tersebut dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif,” pungkasnya.
Berita Terkait
BPJS Ketenagakerjaan Grogol - Bank BJB Bantu Pekerja Miliki Rumah Impian dengan Harga Terjangkau
Jumat, 22 November 2024
Suiasa Serahkan Sertifikat Uji Kompetensi kepada Pekerja Pariwisata
Jumat, 22 November 2024
BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Standar Layanan JKK
Jumat, 22 November 2024
Layanan Chat TanyaBPJAMSOSTEK